Rabu, 01 Juli 2009
Para Pembuat Film Indie Hadapi Masa Tersulit
Park City, Utah (ANTARA News) - Setelah melewati tahun 2008 yang muram, prospek film independen diharapkan banyak orang menjadi lebih cerah tahun ini dengan mengandalkan rumah-rumah produksi independen, demikian para eksekutif film, Senin, dalam Festival Film Sundance, seperti dikutip Reuters.
Namun masa keemasan tampaknya masih jauh untuk dicapai, mungkin sampai 2010, dan peningkatan tidak akan muncul tanpa perubahan-perubahan seperti bayaran bintang yang lebih rendah dan biaya produksi serta pemasaran yang mesti diturunkan lagi.
Para eksekutif berharap distribusi melalui Internet dapat mengatasi melambatnya penjualan DVD, namun tetap ada ketidakpastian mengenai bagaimana mestinya menggunakan web untuk meluncurkan film-film atau bahkan demi mempromosikannya.
"Langit telah runtuh. Jatuhannya menimpa banyak hal," kata Mark Gill, Kepala Eksekutif dari pembuat film independen The Film Department, pada sebuah panel Sundance, perhelatan besar bagi para pembuat film independen AS yang diadakan di kota pegunungan timur Salt Lake City ini.
"Saya kira dalam 12 sampai 18 bulan produksi kami akan turun sampai sekitar 350 rilis yang akan memberi kami nafas," katanya.
Para anggota panel mencatat bahwa di minggu-minggu terakhir, film produksi independenyang sukses menjadi "box office" seperti film bertema kehidupan pria penyuka sesama jenis (gay) "Milk" (untung 20 juta dolar AS) dan cerita cinta dari India "Slumdog Miilionaire" (44 juta dolar AS) telah menunjukkan daya tarik yang sehat bagi para pembuat film bermutu yang selama ini disisihkan para produser Hollywood.
Kedua film ini masih diputar di bioskop-bioskop dan diperkirakan terus meningkat penjualan tiketnya. Film-film seperti romansa vampire dalam "Twilight" (185 juta dolar AS) yang juga dibuat secara independen, masih dapat bertahan di tangga box office.
"Box office bioskop sepertinya terus tumbuh, khususnya untuk sejumlah film indie," kata wakil pemimpin eksekutif Sony Pictures Classics, Michael Barker.
Sundance yang didirikan aktor Robert Redford dan berjalan selama 25 tahun terakhir, membantu dan mempromosikan para pembuat film independen. Darinya, para distributor film bisa membeli film-film murah yang kebanyakan menampilkan talenta-talenta baru.
Terpukul
Kembali ke sukses di masa lalu kepada fillm-film indie seperti film buatan 1989 dari Steven Soderbergh berjudul "sex, lies and videotape" dan di tahun-tahun setelahnya seperti film produksi tahun 2006 berjudul "Little Miss Sunshine."
Kesuksesan film-film itu menembus box office dan "booming" penjualan DVD telah menarik lebih banyak pembuat film indie pada 2000an dan hasilnya menjadi terlalu banyak film diputar di bioskop dan para produsen video.
Film komedi yang memenangkan penghargaan Sundance tahun lalu "Hamlet 2," telah dibeli oleh Focus Features seharga 10 juta dolar AS namun gagal di bioskop dengan hanya menangguk 5 juta dolar AS dari hasil penjualan tiket.
Tapi tetap saja, CEO Focus James Schamus mengatakan pada panel Sundance itu bahwa dia tidak menyesal karena dia percaya pada potensi film-film indie. "Saya akan membelinya lagi dan membayarnya dengan harga pantas."
Namun, keprihatian para eksekutif film tampak terlihat jelas sepanjang tahun 2008 dan pada minggu terakhir pembukaan festival film Sundance 2009.
"Dua tahun lalu di festival ini, lebih banyak film dijual di pasar ketimbang tahun manapun festival Sundance diadakan. Tahun lalu, jumlahnya berkurang dari 50 juta dolar AS (penjualan) menjadi kira-kira 20 juta dolar AS."
Sejauh ini, hanya film drama kriminal berjudul "Brooklyn's Finest" yang dibeli oleh Senator Entertainment dengan harga dibawah 5 juta dolar AS dan komedi "Black Dynamite" yang dibeli Sony Pictures Worldwide dengan 2 juta dolar AS, demikian laporan Daily Variety dan The Hollywood Reporter.
Film lainnya yang dibicarakan termasuk "Humpday," film komedi yang berkisah soal dua pria heteroseksual yang membuat film dewasa gay dan film dokumenter "The September Issue" yang bercerita mengenai editor majalah Vogue, Anna Wintour.
Krisis keuangan telah membuat para investor menarik diri dari pasar untuk tidak membiay film-film indie. "Hanya orang kaya dan muda yang masih mau membuat film dalam situasi ekonomi seperti sekarang," kata produser Ted Hope.
Produser lain seperti Wade Bradley yang mengepalai grup investasi film IndieVest, melihat keadaan akan berbalik.
"Iklim (pembuatan film) keras di sepanjang musim panas lalu, dan tampaknya akan jatuh lebih awal. Pada akhirnya, orang realistis dengan berkata, 'oke, inilah yang kita mesti perbuat untuk mengubah permainan,'" katanya. (*)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
gw paling demen film indie,,
BalasHapustp gw msh kurang pengalaman buat itu,,
so, mari kita belajar brsama2,,
keren pak sumpah,,
BalasHapusvisit my blog at
http://miko18.blogspot.com
leave a coment
thnks
maju terus karya anak bangsa !!!!!
BalasHapus